Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Terjemahan QS:30:21)
Cinta adalah fithroh manusia. Dengannya pula pernikahan menjadi abadi. Tanpa cinta sebuah ikatan pernukahan terasa hambar dan semu. Dan sudah menjadi sifat manusia, ia ingin mencintai dan dicintai, suka memperhatikan dan diperhatikan, menyalurkan hasrat cintanya, menumpahkan segala apa yang ia inginkan.
Melalui jalur pernikahan, cinta berbuah surga. Cinta yang dibangun atas dasar karena cinta Alloh dan Rosul-Nya. Maka perkenankanlah ana menorehkan pelangi hati ini, sebuah ungkapan dari lubuk terdalam qolbu ini, 'tuk semata menggapai cinta dan ridho-Nya yang abadi. 'Kan kujadikan sebagai pendorong menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, menjadi penentram jiwa, petunjuk di saat tersesat, teman berbagi kala kerinduab membuncah, teman sejati tatkala perjuangan penuh onak duri dan penyejuk jiwa ketika dahsyatnya derum gelombang datang menerjang.
Pernikahan adalah sarana untuk membuktikan itu semua. Tempat pelabuhan cinta ketika cinta ini hadir, penentram di saat nafsu ini berontak. Ku akui kadang jiwa terasa gersang, merasa kesepian di saat sendiri, terasa gundah gulana tatkala tiada tempat berbagi dan tiada lagi tempat untuk mencurahkan cinta ini. Kadang jiwa ini menjadi takut, ketika cinta ini bersemi, matang sebelum waktu tiba, yang hanya berbuah cinta semu yang hambar, lebih-lebih seorang aktivis, kerapkali cinta itu datang menghampirinya, entah darimana cinta itu hadir. Bagaikan luapan gelombang besar menerjang di setiap relung jiwa ini. Berawal dari inilah kucoba 'tuk ungkapkan lukisan pelangi hati ini untuk bersama arungi samudera kehidupan dalam naungan indah cinta dan ridho-Nya.
Cinta suci yang dibingkai dalam sebuah ikatan pernikahan kelak suatu saat akan membuahkan surga dunia yang abadi. Ku coba beranikan diri menjemput bidadari, seorang wanita sholehah, 'tuk membersamai dalam perjuangan dakwah ini, walau kadang lunglai ku melangkah.
Dengan harap-cemas ku coba tegari tekad hati ini, berani ku melangkah demi terbuka pintu cinta-dan ridho-Nya. Walau kadang ku sering berfikir, diterimakah aku..ah jikalau ia memang jodohku tiada 'kan pernah ia lepas dari ku.
Juga terkadang latar pendidikan menjadi hal yang sedikit menyentak hati ini, ku sadari diri ini lemah, tiada mampu berbuat kecuali yang diizinkan-Nya. Jikalau latar pendidikan menjadi sesuatu yang utama, maka biarkan ana yang mundur, ataupun jikalau orang tua menuntut semua itu, selevel dengan tingkat pendidikan, maka biarlah, walau pendidikanku tiada selevel, tetapi semua itu tiada masalah bagiku. Kalaupun memang ini yang terbaik bagiku, insyaa' Alloh telah disiapkan pilihan terbaik bagiku.
Tujuan ana menikah saat ini (ana masih kuliah) adalah demi menjaga iffah, teman untuk berbagi rasa, penentram di saat jiwa ini gelisah, petunjuk jalan di kala hati ini berselisih, dan teman sejati peneguh tatkala mengarungi perjuangan dakwah ini. Tetapi dalam proses menuju samudera pernikahan membutuhkan waktu yang panjang untuk menyelaminya.
Semoga Alloh memilihkan pendamping terbaikku menjadi pengokoh jiwa, penentram batin dan pengantar ke jannah-Nya kelak. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar