Ponpes Almukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah selalu menjadi sorotan setiap kali muncul peristiwa terorisme. Padahal Ponpes ini tidak pernah mengajarkan para santrinya untuk menjadi teroris.
Ponpes Ngruki ini didirikan tahun 10 Maret 1972 berawal dari kegiatan pengajian di Masjid Agung Surakarta. Pada awal berdirinya Ponpes ini hanya madrasah diniyah yang berlokasi di Jalan Gading Kidul 72 Solo.
Dua ustadz yang selama ini dikenal sebagi pendiri adalah almarhum Ustad Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir. Kedua tokoh ini pernah lari ke Malaysia akibat represi yang dilakukan pada masa Orba.
Dalam perkembangannya, madrasah ini kemudian pindah ke Dukuh Ngruki Kelurahan Cemani Kecamatan Grogol Sukoharjo tahun 1974. Sejak itu sekolah Islam ini dikenal dengan nama Ponpes Islam Almukmin Ngruki.
Dari sekitar 30 santri pada awal berdirinya kini Ponpes Ngruki memili sekitar 1.600 santri. Menurut Direktur Ponpes Ustad Wahyuddin, meski sejumlah alumni disoroti dalam kasus terorisme namun Ponpes Ngrkui tidak pernah mengajarkan para santrinya untuk menjadi teroris.
Kurikulum Ponpes selalu bertumpu pada Alquran dan Sunah Shohilah. Dengan demikian diharapkan alumni Ngruki menjadi generasi kritis taktis dan tidak mudah terjebak dalam sikap fanatisme golongan serta tidak menjadi pengekor.
Uustad Wahyuddin menambahkan jika kemudian ada satu atau dua alumni yang terlibat terorisme maka tidak ada kaitannya dengan kurikulum yang diajarkan di Ponpes Ngruki. (kabarsoloraya.com/gna)
Ponpes Ngruki ini didirikan tahun 10 Maret 1972 berawal dari kegiatan pengajian di Masjid Agung Surakarta. Pada awal berdirinya Ponpes ini hanya madrasah diniyah yang berlokasi di Jalan Gading Kidul 72 Solo.
Dua ustadz yang selama ini dikenal sebagi pendiri adalah almarhum Ustad Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir. Kedua tokoh ini pernah lari ke Malaysia akibat represi yang dilakukan pada masa Orba.
Dalam perkembangannya, madrasah ini kemudian pindah ke Dukuh Ngruki Kelurahan Cemani Kecamatan Grogol Sukoharjo tahun 1974. Sejak itu sekolah Islam ini dikenal dengan nama Ponpes Islam Almukmin Ngruki.
Dari sekitar 30 santri pada awal berdirinya kini Ponpes Ngruki memili sekitar 1.600 santri. Menurut Direktur Ponpes Ustad Wahyuddin, meski sejumlah alumni disoroti dalam kasus terorisme namun Ponpes Ngrkui tidak pernah mengajarkan para santrinya untuk menjadi teroris.
Kurikulum Ponpes selalu bertumpu pada Alquran dan Sunah Shohilah. Dengan demikian diharapkan alumni Ngruki menjadi generasi kritis taktis dan tidak mudah terjebak dalam sikap fanatisme golongan serta tidak menjadi pengekor.
Uustad Wahyuddin menambahkan jika kemudian ada satu atau dua alumni yang terlibat terorisme maka tidak ada kaitannya dengan kurikulum yang diajarkan di Ponpes Ngruki. (kabarsoloraya.com/gna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar