Minggu, 30 Mei 2010

JAMAIS VII bekerja sama dg JAMAIS XX Kab. Klaten

Assalamu’alaikum Wr Wb

Alhamdulillaahirobbbil’aalamin. Puji syukur mari senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT , atas segala anugrah-Nya yang tiada terhingga. Sholawat dan salam, semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Tak terasa, setahun telah berlalu dan Insya Allah, tahun ini kita akan berjumpa lagi di event JAMAIS Jambore anak islam. Untuk tahun ini kita akan mengadakan di Karanganom Klaten, bekerjasama dengan panitia JAMAIS XX Kab Klaten. Untuk lebih jelasnya silakan klik:
http://jamboreanakanakislamklaten.blogspot.com/
jamboreanakanakislamklaten.blogspot.com
JADWAL JAMAIS XXJum’at 25 Juni 201007.00 – 08.00 Peserta datang di lokasi08.00 – 09.00 Upacara Pembukaan JAMAIS XX09.00 – 11.00 Mencari Sahabat Baru11.00 – 12.00 Jamaah Sholat Jum’at12.00 – 13.00 Istirahat/makan ...

JAMAIS VII bekerja sama dg JAMAIS XX Kab. Klaten

Assalamu’alaikum Wr Wb

Alhamdulillaahirobbbil’aalamin. Puji syukur mari senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT , atas segala anugrah-Nya yang tiada terhingga. Sholawat dan salam, semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Tak terasa, setahun telah berlalu dan Insya Allah, tahun ini kita akan berjumpa lagi di event JAMAIS Jambore anak islam. Untuk tahun ini kita akan mengadakan di Karanganom Klaten, bekerjasama dengan panitia JAMAIS XX Kab Klaten. Untuk lebih jelasnya silakan klik:
http://jamboreanakanakislamklaten.blogspot.com/
jamboreanakanakislamklaten.blogspot.com
JADWAL JAMAIS XXJum’at 25 Juni 201007.00 – 08.00 Peserta datang di lokasi08.00 – 09.00 Upacara Pembukaan JAMAIS XX09.00 – 11.00 Mencari Sahabat Baru11.00 – 12.00 Jamaah Sholat Jum’at12.00 – 13.00 Istirahat/makan ...

Rabu, 26 Mei 2010

Sambutlah Kesedihan Dengan Senyuman


Sambutlah Kesedihan Dengan Senyuman

By: agussyafii

Disaat Malam tiba. merenungkan setiap peristiwa yang dialami dalam keseharian. Mengikuti irama pendulum kehidupan. Kegembiraan dan kesedihan datang silih berganti. Banyak hal yang tidak pernah dimengerti. Kegembiraan disambut dengan penuh suka cita dan kesedihan selalu disambut dengan air mata.

Terkadang kita hanya memilih datangnya kegembiraan dan menolak datangnya kesedihan. Padahal kesedihan juga datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagai wujud kasih sayangNya kepada kita. sebab dengan kesedihan Allah berkenan mengampuni dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Sebagai sabda Nabi Muhammad yang mengingatkan kepada kita.

'Tidak seorang muslim menderita karena kesedihan, kedukaan, kesusahan, kepayahan, penyakit dan gangguan duri yang menusuk tubuh kecuali dengan itu Allah mengampunti dosa-dosanya' (HR. Bukhari).

Jika kita mengerti makna hadist ini, semua kesedihan akan mudah kita hadapi dengan lapang dada. Jika kita menerima disetiap kesedihan yang hadir pada diri kita dengan senyuman maka butiran-butiran air mata yang menetes menjadi titik-titk mutiara yang begitu indah. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

'Janganlah engkau bersikap lemah dan jangan pula engkau bersedih hati. Padahal engkaulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika engkau termasuk orang-orang yang beriman.' (QS. Ali Imran: 139).

Ayat diatas mengingatkan kepada kita agar menyambut setiap datangnya musibah, ujian, kesedihan dengan senyuman sebab kita adalah orang-orang yang derajatnya paling tinggi Allah menjanjikan hal-hal yang lebih baik dalam kehidupan kita sebagai pengganti kesedihan yang sedang kita alami pada saat ini.

Wassalam,
agussyafii
--
Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye program Kegiatan 'Salam Amalia' (SALMA) Hari Ahad, Tanggal 9 Mei 2010 Di Rumah Amalia. Silahkan kirimkan dukungan dan partisipasi anda di http://www.facebook.com/agussyafii2, atau http://agussyafii.blogspot.com/, http://www.twitter.com/agussyafii

~:: Bicara Yang Baik-baik Atau Lebih Baik Diam ::~


Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu'alaykum warohmatullahi wabarokatuh

Pagi-pagi sambil baca buku, liat status yang berseliweran di beranda Fesbuk, berbagai macam status dikeluarkan, entah itu baik atau tidak, entah itu sebuah do'a atau keluhan... aneh sungguh aneh bin ajaib...

Wahai saudara-saudariku yang dimuliakan dan dirahmati Allah SWT...

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. (QS Al Ahzab [33]:70) Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam". Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.

Nabi Muhammad saw termasuk orang yang sangat jarang berbicara, tetapi setiap kali berbicara bisa dipastikan kebenarannya. Setiap butir kata bagai untaian mutiara yang indah, berharga, berbobot, dan monumental. Bahkan bisa menembus, menggugah, menghujam, dan memiliki daya ubah hingga menjadi kebaikan bagi siapa pun yang mendengarnya.

Mulut kita ini seperti corong teko. Teko hanya akan mengeluarkan isi yang ada. Kalau di dalamnya air bersih, yang keluar bersih. Kalau di dalamnya air kotor, yang keluar pun kotoran. Karenanya bila kita ingin mengetahui derajat seseorang, lihatlah dari apa yang diucapkannya.

Sebuah kitab mengisyaratkan tentang derajat orang dilihat dari pembicaraannya. Pertama, orang yang berkualitas. Cirinya, jika berbicara sarat dengan hikmah, solusi, ide, gagasan, ilmu, atau zikir. Jika diajak berbicara apa pun ujungnya selalu bermanfaat.

Kedua, orang yang biasa-biasa. Cirinya sibuk menceritakan peristiwa, hampir segala peristiwa dikomentari. Tidak terlarang menceritakan peristiwa, tapi renungkanlah apakah ada manfaatnya atau tidak.

Ketiga, orang yang rendahan. Cirinya selalu mengeluh, mencela, atau menghina.

Keempat, orang yang dangkal. Cirinya sibuk menyebut-nyebut amal, jasa, dan kebaikannya. Orang seperti ini ibarat gelas kosong yang inginnya diisi terus. Orang yang kosong dari harga diri, inginnya dihargai terus.

Bagaimana halnya dengan orang yang suka bergosip? Bergosip sepertinya merupakan hal yang umum, padahal itu termasuk dosa besar dan tak akan diampuni Allah sebelum dimaafkan oleh orang yang digosipi. Gosip adalah menceritakan kejelekan seseorang yang bila mendengar sakit hati.

Bila kejelekan yang dibicarakannya itu benar, maka itu adalah ghibah yang dosanya sama dengan memakan bangkai saudara sendiri. Tapi bila yang dibicarakannya itu ternyata salah, maka itu adalah fitnah yang dosanya lebih keji daripada membunuh. Karenanya jangan pernah mau terlibat dalam perbincangan tentang kejelekan orang lain, karena bisa jadi kita memfitnah seseorang tanpa kita sadari.

Jika pernah bergosip, maka bertobatlah, mintalah ampun kepada Allah dan jangan sekali-kali mengulanginya, kecuali perbincangan yang dilakukan sebagai upaya untuk menolong dan memperbaiki kekurangan seseorang, bukan untuk sekadar membicarakan aibnya, apalagi untuk menyebarkan aibnya.

Bagaimana menghadapi orang yang tak bisa menjaga lidahnya? Kita tak bisa memaksa orang lain untuk bersikap sesuai dengan keinginan kita, tapi kita bisa memaksa diri kita untuk memberikan sikap terbaik
terhadap orang lain.

Dengarkanlah pembicaraan orang lain sepanjang dalam kebenaran, tapi bila yang dibicarakannya kebatilan, maka kita harus menolong orang yang berbuat zalim dan yang dizalimi. Kita harus berani mempersingkat pembicaraan, memberhentikan, atau meninggalkannya. Syukur bila kita bisa memberi contoh bagaimana cara berbicara yang baik dan memberikan ilmu tentang bagaimana menjaga lisan. Yang pasti jangan dihina, direndahkan atau diremehkan, sebab kita bisa menjaga lisan pun karena pertolongan dan taufik Allah jua, hingga kita justru berutang kepada orang-orang yang belum baik lisannya.

Lalu bagaimana bila ada orang yang rajin membaca Alquran, tapi lisannya tak terjaga? Kita jangan terlalu mudah menilai orang lain, sebaiknya kita husnudzan dulu. Mungkin ia sedang berusaha keras untuk menjaga lisannya, tetapi belum mencapai hasil yang diharapkan.

Ada orang yang lahir di lingkungan yang buruk sekali sedemikian rupa hingga, walaupun ia banyak belajar ilmu agama dan sudah berusaha untuk berubah, pengaruh masa lalunya masih kuat sekali. Orang ini perlu perjuangan yang lebih gigih daripada orang-orang yang lahir dalam lingkungan yang baik.

Tidak pernah seseorang terampil menjaga lisannya kecuali dengan ilmu dan kesungguhan melatih diri. Percayalah, makin banyak bicara, makin banyak peluang tergelincir lidah. Dan kalau tergelincir lidah, selain akan berdosa juga kehormatan kita akan runtuh. Tetapi orang yang banyak bicara tak selalu berarti buruk. Yang buruk itu adalah orang yang banyak membicarakan kebatilan. Para guru, ustaz, atau kiai justru bisa menjadi masalah jika tak berbicara.

Ya Allah, Engkau Mahatahu niat di balik setiap patah kata yang terucap. Ampunilah jikalau lisan ini sering riya, dusta, melukai hati hamba-hamba-Mu, atau tak menepati janji. Basahi lidah kami dengan kelezatan menyebut nama-Mu. Jadikan lisan kami menjadi lisan yang Kau ijabah doanya, menjadi cahaya ilmu, dan menjadi bekal bagi kepulangan kami kelak kepada-Mu.

Dipersembahkan untuk siapa aja deh....
Mudah-mudahan ga hanya dibaca akan tetapi difahami dan diamalkan....
Best for you brother and sister...
^_^

Wassalamu'alaykum warohmatullahi wabarokatuh

Senin, 24 Mei 2010

Penciptaan Alam Semesta

Subhanallah Indahnya...????

Asal mula alam semesta digambarkan dalam Al Qur'an pada ayat berikut:

"Dialah pencipta langit dan bumi." (Al Qur'an, 6:101)

Keterangan yang diberikan Al Qur'an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan masa kini.

Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.

Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu.


Sensor sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun 1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang. Penemuan ini merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan.

Dalam Al Qur'an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:

"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (Al Qur'an, 51:47)

Kata "langit", sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, digunakan di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan makna luar angkasa dan alam semesta. Di sini sekali lagi, kata tersebut digunakan dengan arti ini. Dengan kata lain, dalam Al Qur'an dikatakan bahwa alam semesta "mengalami perluasan atau mengembang". Dan inilah yang kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.

Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang".

Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.

Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus "mengembang". Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang. Kenyataan ini diterangkan dalam Al Qur'an pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Ini dikarenakan Al Qur'an adalah firman Allah, Sang Pencipta, dan Pengatur keseluruhan alam semesta.

Satu ayat lagi tentang penciptaan langit adalah sebagaimana berikut:

"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (Al Qur'an, 21:30)

Kata "ratq" yang di sini diterjemahkan sebagai "suatu yang padu" digunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan "Kami pisahkan antara keduanya" adalah terjemahan kata Arab "fataqa", dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari "ratq". Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini.

Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan ini. Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat "fatq". Keduanya lalu terpisah ("fataqa") satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk "langit dan bumi" yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan "ratq" ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk "fataqa" (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.

Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20.

Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur'an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.

"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Al Qur'an, 21:33)

Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:

"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)

Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.

Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al Qur'an sebagai berikut:

"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)

Terdapat sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.

Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.

Dapat dipastikan bahwa pada saat Al Qur'an diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa "dipenuhi lintasan dan garis edar" sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Qur'an yang diturunkan pada saat itu: karena Al Qur'an adalah firman Allah.

"Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam..." (Al Qur'an, 39:5)

Dalam Al Qur'an, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam semesta sungguh sangat penting. Kata Arab yang diterjemahkan sebagai "menutupkan" dalam ayat di atas adalah "takwir". Dalam kamus bahasa Arab, misalnya, kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.

Keterangan yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling menutup satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi. Pernyataan ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al Qur'an, yang telah diturunkan di abad ke-7, telah diisyaratkan tentang bentuk planet bumi yang bulat.

Namun perlu diingat bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara berbeda. Di masa itu, bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan semua perhitungan serta penjelasan ilmiah didasarkan pada keyakinan ini. Sebaliknya, ayat-ayat Al Qur'an berisi informasi yang hanya mampu kita pahami dalam satu abad terakhir. Oleh karena Al Qur'an adalah firman Allah, maka tidak mengherankan jika kata-kata yang tepat digunakan dalam ayat-ayatnya ketika menjelaskan jagat raya.

Dalam Al Qur'an, Allah mengarahkan perhatian kita kepada sifat yang sangat menarik tentang langit:

"Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang ada padanya." (Al Qur'an, 21:32)

Sifat langit ini telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah abad ke-20.

Atmosfir yang melingkupi bumi berperan sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan. Dengan menghancurkan sejumlah meteor, besar ataupun kecil ketika mereka mendekati bumi, atmosfir mencegah mereka jatuh ke bumi dan membahayakan makhluk hidup.

Atmosfir juga menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa yang membahayakan kehidupan. Menariknya, atmosfir hanya membiarkan agar ditembus oleh sinar-sinar tak berbahaya dan berguna, - seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar ultraviolet tepi, yang hanya sebagiannya menembus atmosfir, sangat penting bagi fotosintesis tanaman dan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup. Sebagian besar sinar ultraviolet kuat yang dipancarkan matahari ditahan oleh lapisan ozon atmosfir dan hanya sebagian kecil dan penting saja dari spektrum ultraviolet yang mencapai bumi.

Fungsi pelindung dari atmosfir tidak berhenti sampai di sini. Atmosfir juga melindungi bumi dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270 derajat celcius di bawah nol.

Tidak hanya atmosfir yang melindungi bumi dari pengaruh berbahaya. Selain atmosfir, Sabuk Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Radiasi ini, yang terus- menerus dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi makhuk hidup. Jika saja sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi.

Dr. Hugh Ross berkata tentang perang penting Sabuk Van Allen bagi kehidupan kita:

Bumi ternyata memiliki kerapatan terbesar di antara planet-planet lain di tata surya kita. Inti bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah yang menyebabkan keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan magnet ini membentuk lapisan pelindung berupa radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan takkan mungkin dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet berbatu lain yang berkemungkinan memiliki medan magnet adalah Merkurius - tapi kekuatan medan magnet planet ini 100 kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar kita, tidak memiliki medan magnet. Lapisan pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi. (http://www.jps.net/bygrace/index. html Taken from Big Bang Refined by Fire by Dr. Hugh Ross, 1998. Reasons To Believe, Pasadena, CA.)

Energi yang dipancarkan dalam satu jilatan api saja, sebagaimana tercatat baru-baru ini, terhitung setara dengan 100 milyar bom atom yang serupa dengan yang dijatuhkan di Hiroshima. Lima puluh delapan jam setelah kilatan tersebut, teramati bahwa jarum magnetik kompas bergerak tidak seperti biasanya, dan 250 kilometer di atas atmosfir bumi terjadi peningkatan suhu tiba-tiba hingga mencapai 2.500 derajat celcius.

Singkatnya, sebuah sistem sempurna sedang bekerja jauh tinggi di atas bumi. Ia melingkupi bumi kita dan melindunginya dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para ilmuwan baru mengetahuinya sekarang, sementara berabad-abad lampau, kita telah diberitahu dalam Al Qur'an tentang atmosfir bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.

Ayat ke-11 dari Surat Ath Thaariq dalam Al Qur'an, mengacu pada fungsi "mengembalikan" yang dimiliki langit.

"Demi langit yang mengandung hujan." (Al Qur'an, 86:11)

Kata yang ditafsirkan sebagai "mengandung hujan" dalam terjemahan Al Qur'an ini juga bermakna "mengirim kembali" atau "mengembalikan".

Sebagaimana diketahui, atmosfir yang melingkupi bumi terdiri dari sejumlah lapisan. Setiap lapisan memiliki peran penting bagi kehidupan. Penelitian mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi mengembalikan benda-benda atau sinar yang mereka terima ke ruang angkasa atau ke arah bawah, yakni ke bumi. Sekarang, marilah kita cermati sejumlah contoh fungsi "pengembalian" dari lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi tersebut.

Lapisan Troposfir, 13 hingga 15 km di atas permukaan bumi, memungkinkan uap air yang naik dari permukaan bumi menjadi terkumpul hingga jenuh dan turun kembali ke bumi sebagai hujan.

Lapisan ozon, pada ketinggian 25 km, memantulkan radiasi berbahaya dan sinar ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan mengembalikan keduanya ke ruang angkasa.

Ionosfir, memantulkan kembali pancaran gelombang radio dari bumi ke berbagai belahan bumi lainnya, persis seperti satelit komunikasi pasif, sehingga memungkinkan komunikasi tanpa kabel, pemancaran siaran radio dan televisi pada jarak yang cukup jauh.

Lapisan magnet memantulkan kembali partikel-partikel radioaktif berbahaya yang dipancarkan Matahari dan bintang-bintang lainnya ke ruang angkasa sebelum sampai ke Bumi.

Sifat lapisan-lapisan langit yang hanya dapat ditemukan secara ilmiah di masa kini tersebut, telah dinyatakan berabad-abad lalu dalam Al Qur'an. Ini sekali lagi membuktikan bahwa Al Qur'an adalah firman Allah.

Sumber : Harun Yahya

Welcome to Al-Ausath Digital Network and Enjoy it!!!

DOWNLOAD MARS NIHAIE 2010

Wah skarang niha'i 2010 ada Mars nya & Videonya.. yang mau bisa di download disini lo??? belom tau kan?? tinggal klik bagi yang mau download yang gak ya gak usah gak papa, tapi bagus lo, klo di dengerin tu bikin terkenang ma pondok juga ma temen temn ntar klo kita pas Niha'i.... nie link Downloadnya:
Download Mars Nihai 2010 (Inspirasi Tertindaz)
klo ini link untuk Download Videonya:
Download Videonya