Selasa, 30 Maret 2010

Kisah Nyata Perempuan-Perempuan Hebat Yang Dicatat Abadi dalam Kitab Suci Buku


Buku ini tampil sebagai gambaran indah dan lembut mengenai kehidupan para wanita yang diabadikan Al-Quran supaya jadi panutan dan cermin bagi semua umat manusia.

Dengan lembut dan renyah, bagian pertama mengisahkan 14 perempuan yang berperan penting dalam sejarah hidup para nabi: Siapa Hawwa, ibunda seluruh umat manusia itu? Bagaimana kisah hidup dua istri nabi—Nuh dan Luth—yang sama-sama khianat kepada suami mereka dan menolak beriman kepada Allah?

Bagaimana pergulatan hidup Hajar (istri Ibrahim), Rahmah (istri Ayyub), dan Shafurah (istri Musa)—wanita-wanita simbol keimanan dan pengorbanan yang aktif dan setia menyertai sang suami berjuang menyerukan petunjuk dan kebenaran?

Bagaimana Sarah (istri Ibrahim), Yokabed (ibu Musa dan Harun), Elizabet (istri Zakaria dan ibu Yahya), dan Maryam (ibu Isa), serta Asiyah (istri Fir‘aun) mencurahkan cinta dan kasih sayang luar biasa kepada putra mereka? Apa peran Maryam (saudari Musa) yang mencurahkan segenap perhatian kepada saudaranya dan menjaga hidupnya?

Bagaimana kisah cinta Zulaikha, istri raja Mesir, dan Balqis, ratu negeri Saba’?

Bagian kedua menyajikan kisah-kisah wanita yang melatari turunnya ayat-ayat suci Al-Quran. Anda diajak menyaksikan detik-detik turunnya wahyu dalam memberikan jawaban, bantahan, dan solusi nilai atas dinamika kehidupan generasi muslimah awal. Ditopang data-data historis dan riwayat tepercaya, Anda tidak hanya disuguhi konteks pembentukan syariat Islam (pernikahan, waris, kepemimpinan perempuan, dsb.), tapi juga keteladanan iman dan akhlak dari generasi Nabi.

Selamat menikmati, Anda akan mendapatkan rasa baru dalam membaca ayat-ayat suci yang mungkin selama ini telah Anda akrabi.

Download Serba Portable









Arsip untuk Kategori 'Serba Portable'












Download Nuendo 2.0 Portable







nd


Software tuk recording, cocok buanget bat anak band tuk membacup lentunan suara ma skil dalam bermain musik.


dan cocok banget bat uang punya studio rekaman/musik.


Tanpa perlu di instal lagi jadi bisa di bawa keman2 deh..


download














Download Portable Total Video Converter 2.603








22959-w520


Pasti Anda semua tahu sama program ini gunanya untuk apa?


jika ingin silahkan di download aja apalagi proram ini portable jadi tidak usah di instalkan di PC juga gpp. bisa di simpan di flesdis maupun CD.


Kamu bisa import files (mpg, vob, dat, avi, wmv, asf, realmedia, 3gp dll.), dan merubahnya ke format lain seperti Mobile (Mpeg4 Video, 3GP Video, Nokia Beta, iPod Mpeg4 dll.), Ms AVI (Ms Mpeg4 AVI, MJPEG AVI, Lossless AVI, dll.), SWF Video, FLV Video, GIF, DVD, VCD, SVCD MPEG, MOV, WAV Audio, MP3 Audio, dan banyak format lainnya. Dengan program ini, kamu juga bisa merubah (riping) film DVD dan VCD ke format AVI atau yang lainnya. Keren brow! Kamu juga bisa merubah size output file, crop dan split. Yang tak kalah keren, program ini bisa mengkombinasikan file-file yang berbeda. Kamu misalnya ingin menyatukan file-fie 3gp ke dalam format AVI.

Kalau kamu perlu program ini, download aja.


Download














Free Download Nero 8.2.8.0 Portable Registered Cracked Patch Serial Key








Anda Ingin Program Nero Untuk Burning data kedalam CD-R/CD-RW/DWD-R/DVD-RW tanpa di instal ni softwarenya sa di download di sini.



Download Nero Portable














Download Program Portable Untuk di Flash Disk, PC & Laptop (ketok.com)









Program portable adalah program yang tidak perlu di-install dan bisa langsung digunakan. Dengan semakin menjamurnya flash disk, program jenis ini sangat populer di kalangan netter atau pengguna komputer yang kerjanya suka berpindah-pindah.


Berikut program-program portable tersebut:


AbiWord Portable (Word Processor) – Program pengganti Microsoft Word ini sangat populer digunakan di kalangan pecinta program portable.ClamWin Portable (Antivirus) - Antivirus portable yang satu ini sangat digemari kalangan netter. Selain sifatnya gratis, antivirus opensource ini cukup powerful. Bisa diintegrasikan ke antivirus lain seperti PCMAV.




CoolPlayer+ Portable (Audio Player) – Program yang fungsinya hampir sama seperti WinAmp adalah program portable yang digunakan untuk memutar program Audio. Dengan user interface yang sederhana, program ini sangat mudah untuk digunakan.


FileZilla Portable (FTP Client) – Full fitur FTP client portable ini cocok digunakan oleh webmaster yang sering berpergian. Cukup membawa Flash Disk, program ini bisa dijalankan dimana saja.


GIMP Portable (Image Editor) – Program untuk mengedit foto atau image (gambar) yang bersifat open source. Mudah digunakan dan dapat dijalankan di dalam Flash Disk.




KeePass Portable (Password Manager) - Free/open-source password manager ini sangat berguna untuk melindungi Flash Disk kita dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Terdapat beberapa bahasa yang dapat digunakan untuk memproteksi Flash Disk Anda.



Mozilla Firefox, Portable Edition (Web Browser) – Program browser yang populer di berbagai platform hadir dalam bentuk portable yang bisa dibuka dengan Flash disk dan tidak perlu di-install ke dalam komputer.


Mozilla Sunbird, Portable Edition (Calender & Task) – Program untuk kalender dan task schedule. Cocok digunakan bagi netter yang kerjanya suka mobile, cukup bawa flash disk saja atau laptop untuk menggunakan program ini. Bisa di install ke dalam PDA atau HP juga, yang memiliki Windows mobile.



Mozilla Thunderbird, Portable Edition (E-mail) – Program e-mail yang sangat populer setelah Outlook Express. Bisa diintegrasikan dengan browser Firefox ataupun dipisah. Dengan program ini, netter bisa mengecek e-mail di komputer manapun yang ada internet, cukup bawa flash disk saja.


Notepad++ Portable (HTML Editor) – Pengganti Notepad Windows yang memiliki fitur-fitur yang biasa digunakan untuk mengedit HTML atau program berbasis Web.


OpenOffice.org Portable (Office Suite) – Writer (word processor), Calc (spreadsheet), Impress (presentations), Base (database utility), Draw (drawing). Pasti netter sudah tau dong program pengganti Microsoft Office ini… ^^



Pidgin Portable (Messenger) – Instant Messaging gratis ini bisa menjalankan AOL Instant Messenger, ICQ, MSN Messenger, Yahoo! – Cocok digunakan oleh netter yang males meng-install program Messenger atau yang suka bermain nge-chat di warnet.


Sumatra PDF Portable (PDF reader) - Program pembaca file PDF gratis ini cukup powerfull dan aksesnya cepat dibanding PDF buatan Adobe (Adobe Reader), mungkin karena sifatnya yang tidak perlu di-install.


VLC Media Player Portable (Audio Video Player) – Pemutar Audio Video yang sangat populer di kalangan pengguna internet dan pengguna program portable. Dapat memutar video dengan ekstension MPEG-1, MPEG-2, MPEG-4, DivX, XviD, WMV, mp3, ogg, dan masih banyak lagi. Dapat digunakan untuk memutar DVD, VCD, dan video yang digunakan untuk streaming.














Download Macromedia Flash Portable Pro









Wow! Macromedia Flash goes portable!!















Download Autocad 2008




















Download Adobe Phothosop CS Portable








Mmm.. Adobe Photoshop CS goes Portable too?? why not?!


Download Adobe Photoshop CS Portable


atau download disini


ilmu website







Senin, 29 Maret 2010

Planing Pembuatan Jemper





Sebenarnya kami sudah merncanakan hali ini sejak semester aw
al, akan tetapi karena banyaknya halangan dan rintangan yang kami alami selami masa keorganisasian kami, maka dari itu kami mau tak mau harus mencancel progam kerja ini dengan menggantinya setelah mid semester selesai. akan tetapi kendala kami dalam penarikan dana para pengikut, tapi bukan itu ya sebenarnya kalau kami bisa mencarikan dana buat seluruh anggota konsulat al- ausath, insya Allah kami tidak akan memungut sepeserpun dari anggota.

Dan insya Allah pengikut jemper ini adalah seluruh anggota konsulat al ausath dari kelas satu Mts (putra/putri) sampai tingkat teratas yakni para panitia sendiri (putra/putri), maka dari itu kami tidak akan mengecewakan para pembuat sekalian, dan insya Allah akan kami usahakan full dalam keorganisasian kami dalam pembuatan jemper ini.

Dalam program ini kami menyediakan beberapa jenis jemper, mulai dari yang samping biru, samping hijau, polos dengan karet lengan dan perut hijau, abu- abu, Putih polos, dan macam - macam lainnya.
Tapi yang pasti pada periode kali ini yang akan buat adalah jemper dengan karet tangan hijau, dan warna jemper putih. Dan mungkin kami sangat meminta maaf bila semua itu kurang memuaskan bagi anda, dan kami sangat sengan jika kalian puas denga apa yang kami buat. Semoga semua itu bermanfaat bagi antum sekalin, kurang lebihnya kami mohon maaf sebesar- besarnya.

Rabu, 24 Maret 2010

Gema Adzan Menggetarkan Jiwaku!


Ia banyak berpikir dan membaca tentang Islam. Dan ketika mendengarkan suara adzan, ia mengaku merasa sangat gemetar


Oleh: Dzudin Anas*


Senin malam lalu, bertepatan dengan hari peringatan kelahiran Dr. Martin Luther, pejuang hak-hak kesetaraan antarras di AS, dilangsungkan perhelatan akbar di Lincoln Center kota New York. Sedikitnya 2000 penonton menghadiri acara pertunjukan International Distinguished Concert of New York (IDCNY) dengan tema “The Armed for Peace”.

Acara ini sendiri dikemas sebagai rangkaian memperingati hari kelahiran Martin Luther sebagai simbol ‘non violence’ (anti kekerasan/perang). Sedangkan acara dengan tema “The Armed Force for Peace” dimaksudkan sebagai tandingan terhadap “the Armed Force for war”, yang akhir-akhir ini mendominasi berbagai peristiwa dunia kita.

Saya sendiri hadir sebagai undangan, tapi sekaligus diminta mengumandangkan adzan di selah-selah ‘concert for peace’ malam itu. Tentu dengan sangat senang hati saya hadir, apalagi dengan tiket gratis yang konon kabarnya dijual hingga seratusan US Dollar itu. Tapi lebih dari itu, bagi saya, yang lebih menyenangkan lagi adalah kesempatan memperdengarkan sesuatu tentang Islam, walau itu hanya dengan gema adzan.

Bukan jalannya acara itu yang ingin saya ceritakan. Tapi sesuatu yang jauh lebih menarik dari segalanya.

Ternyata, diam-diam gema adzan yang saya lantunkan malam itu menjadi penyebab hidayah bagi seseorang. Dari dua ribuan hadirin itu, Allah memilih salah seorang di antara mereka untuk dibimbing menuju ridhaNya lewat kumandang adzan itu. Orang tersebut baru pagi ini, Rabu, datang ke Islamic Center dan menyampaikan perasaannya di saat adzan dikumandangkan malam itu.

Saya baru tiba di Islamic Center ketika Sekretaris menelpon ,‘”Ya syeikh, ada seseorang ingin konsultasi,” begitu ujarnya. Normalnya saya tidak menerima tamu, kecuali jika sangat penting, sebelum shalat Dhuhur. “Bisakah dia menunggu Dhuhur?” tanya saya. “Dia mengatakan sedang tergesa-gesa,” jawab Sekretaris saya. “Let her come to my office,” kataku.

“I am really sorry to bother you early, Imam,” ujarnya mengawali pembicaraan di saat memasuki kantor. “Oh tidak sama sekali! Aku baru saja masuk dan ingin mempersiapkan pidato singkat setelah salat Dhuhur hari ini. Tapi baik-baik saja, saya pikir saya ok untuk bertemu denganmu. Terima kasih atas kunjungannya,” candaku.

Gadis itu nampak percaya diri. Tidak ada keraguan, dan terus memperlihatkan wajah yang ramah. Mungkin itulah tipe wanita-wanita Amerika, apalagi yang berpendidikan tinggi.

“Apa yang bisa aku bantu padamu hari ini?” ujarku memulai. Sambil menarik napas, dia melihatku dan mengatakan, “Saya yakin, Anda tak kenal saya, tetapi saya mengenal Anda.” Saya sedikit terkejut dengan pernyataannya karena seolah-olah kehadirannya adalah karena mengenal saya.

“Really?” kataku lagi. “Apakah kita pernah berjumpa sebelumnya?” tanyaku seperti nggak sabaran. “No, tapi saya pernah melihat Anda beberapa hari lalu.” Saya sepertinya nggak percaya sebab memang tidak ada di benak bahwa dua hari sebelumnya saya tampil di Lincoln Center untuk mengumandangkan adzan. “Ya, dua hari lalu di Lincoln Center,” jawabnya.

Barulah saya sadar akan acara penting dua hari sebelumnya itu. “Dan apa yang bisa saya bantu kepada Anda hari ini?” tanyaku. Dengan sedikit mimik yang serius, namun dengan wajah yang ceria dia menceritakan bahwa sejak bebarapa bulan terakhir ini dia sedang mendalami Islam.

Menurutnya lagi, keinginan mendalami Islam itu terdorong oleh kenyataan bahwa Islam semakin terekspos sedemikian rupa di berbagai media massa . “Sebenarnya, pada awalnya saya hanya ingin memastikan semua hal negatif yang telah dikatakan banyak orang tentang Islam. Tapi semakin aku belajar tentang hal itu, semakin aku tertarik padanya," katanya serius.

Karena nampaknya dia sangat tergesa-gesa, saya langsung saja ke poin penting. “Dan apa yang Anda dapatkan tentangnya?” tanyaku memancing. “Jujur, saya percaya bahwa agama Islam luar biasa. Sungguh pun begitu saya mempunyai banyak pertanyaan, dan saya tidak bermaksud melukai perasaan mana pun,” tegasnya.

“Oh not at all Miss!” kataku. “Kenyataannya, pertanyaan-pertanyaan itu mungkin jalan bagi Anda untuk mengeksplorasi lebih jauh agama ini.“

Gadis baya berambut pirang ini tersenyum sambil menunduk. Mungkin masih merasa bersalah karena dalam benaknya masih ada beberapa pertanyaan tentang berbagai aspek agama ini. Barangkali karena tradisi agama lain, ketika mempertanyakan dianggap meragukan atau merupakan indikasi kelemahan iman.

“Anda tahu, dalam agama kami, menanyakan jawaban atas segala kekhawatiran yang mungkin sangat dianjurkan. Sebenarnya, itu adalah jalan menuju kebenaran," tegasku sambil memberikan contoh Ibrahim yang mempertanyakan bagaimana mungkin Allah akan menghidupkan orang yang telah mati (kaifa tuhyil mauta).

“Really? It is amazing! Kau tahu, salah satu dari banyak alasan mengapa saya belajar Islam, karena saya benar-benar ingin tahu. Aku tidak mau mengikuti sesuatu secara membabi-buta, bahkan ketika saya menolaknya rasionalitas,” jelasnya.

“But don’t forget,” saya memotong pembicaraannya. “Dalam hal bahwa rasionalitas kami mungkin tidak di posisi untuk bergulat. Tetapi tentu tidak ada dalam agama Islam membantah rasionalitas kami maupun sifat dasar manusiawi kami,” tambah saya.

Dia tampak agak bingung. Tapi kemudian saya lanjutkan, “Ketika Anda menghitung 1 ditambah 1 ditambah 1, menurut rasionalitas kita adalah 3. Tapi kalau ada orang yang bersikeras untuk mengatakan itu adalah 1, maka itu bertentangan dengan rasionalitas kita...” jelas saya. "Tapi bila Anda mengatakan bahwa Allah akan membawa kita kembali ke kehidupan setelah kematian, rasionalitas Anda mungkin tidak dalam posisi untuk tahu detailnya. Tetapi tidak bertentangan dengan pikiran kita. Mengapa? Bagi Tuhan, Yang menciptakan kami dari tidak ada, akan lebih mudah mengembalikan kami, membandingkan hingga awal penciptaan manusia.”

Tak terasa waktu berjalan hampir sejam kami mengobrol. “I am sorry to talk that much. I know you are in a hurry,” kataku sambil tersenyum. “Oh no! I am okay... but need to go back to my work,” jawabnya.

“Di mana Anda bekerja? Dan siapa nama Anda,” tanyaku. Dari awal kami mengobrol, ternyata lupa saling menanyakan nama. “Hai, nama saya Nicole dan aku seorang akuntan bekerja di perusahaan akuntansi di Kota. Dan kau tahu hari-hari ini sangat sibuk bagi kami,” jawabnya.

Saya teringat kalau hari-hari ini adalah waktu pengurusan tax bagi warga Amerika. Dan sudah tentu dia sangat sibuk.

'Ngomong-ngomong, saya berharap percakapan kita telah menarik Anda,” kataku.

“Tentu,” jawabnya sambil kelihatan serius.

“Syeikh, saya rasa…” katanya terpotong.

“Mengapa dengan perasaan Anda?” tanyaku.

Sambil membalik posisi duduknya, sang gadis itu melihat saya dengan wajah serius. “Saya berpikir, lebih baik bagi saya untuk mengejar impian saya,” katanya lebih serius.

“Impian tentang apa?” tanyaku.

“Saya ingin menjadi seorang Muslim sekarang,” tegasnya. “Dan Anda tahu? Saya datang karena lagu yang Anda nyanyikan (adzan, red) di Lincoln Center Senin yang lalu. Jujur, setelah membaca banyak tentang Islam, banyak berpikir tentang hal itu, dan ketika saya mendengarkan Anda bernyanyi (melantunkan adzan, red), saya mendengar itu dengan gemetar, dan aku tidak tahu mengapa itu begitu kuat!”

"Nicole, saya yakin itu Anda tulus dalam cara itu untuk menemukan kebenaran. Dan Anda telah menemukannya!”

"Jadi apa yang aku lakukan?" tanyanya.

"Ini sangat sederhana,” jawabku.

Saya kemudian memanggil dua jama’ah yang sudah mulai datang ke Islamic Center, terutama para sopir taksi yang memang menjadikan masjid 96th Street itu sebagai station untuk shalat dan keperluan kamar mandi.

Setelah keduanya hadir di kantor, saya memulai membimbing Nicole dengan linangan airmata: “Asy-hadu anlaa ilaah illa Allah. Wa asy-hadu anna Muhammadan Rasulullah,” diikuti takbir kedua saksi.

Sebelum meninggalkan Islamic Center Nicole sempat belajar wudhu dan shalat Dhuha. Tapi dia berjanji untuk shalat Dhuhur di kantornya, yang menurutnya cukup private.

Selamat Nicole, semoga Nicole Friedman ini bisa menjadi inspirasi bagi Nicole Kidman menemukan hidayahNya!. [New York , 20 Januari 2010/www.hidayatullah.com]

ilustrasi: Najlah Feanny/CORBIS SABA

Penulis adalah imam Masjid Islamic Cultural Center of New York dan penulis rubrik "Kabar Dari New York" di www.hidayatullah.com

Aysha, Gadis Mualaf yang Berjuang Sendiri


Memeluk Islam tanpa ada orang yang membimbingnya, tidak mematahkan semangat Aysha untuk menjadi Muslim yang baik

Hidayatullah.com--Nama saya Aysha, asal dari Hungaria wilayah utara. Saya telah mendengar tentang Islam sejak di bangku sekolah dasar dalam pelajaran sejarah, karena Hungaria pernah dibawah kekuasaan Turki selama 150 tahun.

Saya melanjutkan pelajaran hingga universitas, dalam bidang biologi molekular, di mana saya bertemu dengan banyak mahasiswa asing Muslim.

Saya selalu penasaran, mengapa orang-orang Islam selalu bangga sebagai Muslim.

Saya dulu seorang penganut Katolik yang baik. Tapi, saya selalu ragu dan tidak setuju dengan beberapa bagian dalam agama saya. Contohnya, mengapa tuhan memiliki putra dan konsep trinitas juga tidak bisa dipercaya.

Kemudian saya mulai berbincang-bincang dengan teman-teman. Satu hari ketika kami sedang makan malam, terdengar azan. Salah seorang teman meminta saya untuk menghentikannya, tapi saya menolak. Ketika itu saya sangat tekesan, sesuatu yang sangat menyentuh hati.

Pada saat musim panas, entah kenapa saya mengunduh program Al-Quran. Saya mendengarkannya dalam bahasa Arab, dan membacanya dalam terjemahan bahasa Inggris. Saya mulai memikirkan tentang Islam dan membaca banyak buku tentangnya.

Setelah dua bulan berpikir, akhirnya saya memilih Islam. Saya mengucapkan dua kalimat syahadat disaksikan dua orang teman.

Saya memilih Islam, yang bertentangan dengan budaya dan keluarga, khususnya ibu.

Saya mulai melaksanaan shalat lima waktu. Awalnya sangat sulit, karena orang-orang di sekitar saya bukanlah Muslim, jadi saya tidak bisa bertanya.

Saya belajar sendiri cara shalat melalui internet. Tidak ada orang yang mengajari saya bagaimana caranya wudhu, niat, mandi besar dan apa saja etika yang ditetapkan dalam Islam.

Suatu kali saya bertanya pada seorang teman dan dia justru membuat saya patah semangat. Katanya, saya tidak akan pernah memahami Islam karena tidak terlahir sebagai seorang Muslim. Ketika saya katakan padanya bahwa saya ingin puasa Ramadhan, dia bilang puasa hanyalah menahan lapar. Waktu itu saya baru masuk Islam satu bulan lamanya.

Pada saat itu saya jadi ketakutan, bagaimana jika saya tidak akan pernah bisa belajar shalat dalam bahasa Arab? Bagaimana jika saya tidak melakukannya dengan cara yang benar? Dan bagamana jika saya tidak memakai hijab atau sajadah. Tidak ada yang membantu saya, sehingga saya sangat ketakutan.

Tapi, ketika shalat saya selalu berpikir bahwa Allah pasti sedang tersenyum melihat saya. Saya menulis teks dan tata cara shalat di selembar kertas. Saya memegangnya dengan tangan kanan dan membacanya dengan keras, lalu membungkuk dan membacanya lagi, begitu seterusnya.

Saya yakin saya terlihat lucu saat itu. Tapi akhirnya saya berhasil mengingatnya dalam bahasa Arab, jadi sekarang bukan masalah lagi.

Saya lalu membuka Facebook dan mendapatkan banyak teman baru. Dari saudara-saudara perempuan di dunia maya saya mendapatkan banyak kasih sayang dan dukungan. Seorang Muslim laki-laki berkenalan dan darinya saya mendapatkan hijab pertama, sajadah dan buku Islam. Saya mendapatkan Al-Quran dari Yordania yang dikirim lewat pos, karena kami tidak bisa membelinya di sini. Sekarang, sudah satu tahun lebih saya mengenakan hijab.

Saya mengalami masa sulit dengan ibu. Ibu bilang saya akan menjadi teroris, meninggalkan beliau karena saya meninggalkan agamanya dan saya akan pergi ke luar negeri. Ia meletakkan makanan berbahan daging babi di kulkas, dan saya tidak mau memakannya sehingga terjadi pertengkaran besar.

Ibu tidak tahan melhat saya shalat dan mengenakan hijab, jadi saya shalat di kamar lantai atas. Ia tidak mau memandang jika saya mengenakan hijab dan berkata, "Aku melahirkan seorang anak Kristen, bukan Muslim berkerudung."

Kami sering memiliki masalah serius, tapi saya tidak pernah berbuat kasar terhadapnya. Alhamdulillah, sekarang ibu sudah lebih tenang dan mulai bisa menerima kepindahan agama saya. Saya sangat bersyukur kepada Allah. Sekarang, jika saya keluar mengenakan kerudung, ia tidak berkata apa-apa.

Selama ini saya tidak pernah bicara dengan ayah, dan ia tidak mau menemui saya. Tapi karena Islam, saya bisa menerimanya dengan lapang dada, sehingga beliau mengunjungi kami secara berkala.

Ya, hidup saya penuh dengan cobaan besar. Alhamdulillah saya diberi kesabaran dan harapan. Pada hari pembalasan, saya akan berterima kasih untuk itu. Jadi, saya berusaha untuk terus menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Belajar dan memahami lebih banyak tentang agama saya.

Saya yakin semuanya telah digariskan, jadi apa yang telah Allah tetapkan untuk saya, maka tidak akan berubah. Tapi saya bisa memilih untuk menjalani hidup ini dengan baik.

Sekarang saya berusaha membantu orang-orang di Debracen. Saya mengumpulkan pakaian bekas untuk para pengungsi. Di sana banyak orang Muslim tidak memiliki tempat tinggal akibat perang. Kami mengumpulkan pakaian dan membawanya ke sana. Saya membuat roti Pakistan untuk anak-anak dan para wanita. Mereka gembira, dan sangat menyenangkan bagi saya bisa melihat mereka.

Dulu saya sering meninggikan suara jika ada hal yang mengganggu saya. Tapi saya sekarang berusaha memberi contoh yang baik, kemana pun saya pergi.

Saya juga membantu mereka yang ingin memeluk Islam atau yang baru saja masuk Islam. Suatu hari saya bertemu dengan dua orang wanita Hungaria, mereka baru saja masuk Islam. Saya berikan mereka buku-buku, sajadah dan Al-Quran. Alhamdulillah, kami shalat bersama dan merasa sangat bahagia.

Saya selalu berusaha memberikan kesan bahwa orang-orang Islam menyenangkan, bersahabat dan kami memiliki hati yang baik.

Saya belajar bahasa Arab agar bisa membaca Al-Quran. Saya membaca Quran bahasa Hungaria, melaksanakan shalat lima waktu dan berusaha mengikuti ajaran Al-Quran dan sunnah. Saya juga membaca banyak buku agar lebih paham. [di/ri/www.hidayatullah.com]

Aku Hanya Berharap Ada Kavling Surga di Salah Satu Kaki Ibu


“Aku berharap, dari kedua telapak kakinya yang masih tinggal satu ini, masih ada kavling surga bagiku.” Hidayatullah.com--Bagi sebagian orang, ujian adalah sesuatu hal yang sulit diterima. Apalagi, jika ujian tersebut pelik, dan datang silih berganti. Tetapi, bagi saya tak ada ujian, yang ada hanyalah proses tarbiyah (pendidikan) dari Allah untuk hamba-Nya. Saya mencoba untuk menerima setiap ujian dengan selalu berbaik sangka pada-Nya. Seperti yang terjadi dalam kehidupan keluargaku. Seolah tak pernah sepi dari terpaan ujian. Terutama yang menimpa ibuku. Sejak kecil, ibuku ditinggal pergi kedua orangtuanya, kakek-nekekku. Praktis, untuk menghidupi kebutuhan hidup, dia harus mati-matian bekerja. Dari jualan keliling sampai kerja di tempat orang. Karena sibuk kerja, sampai-sampai tak sempat mengenyam pendidikan di sekolah. Ketika menginjak usia sekitar 15 tahun, dia hijrah ke Lampung. Tanah Jawa, tempat dia lahir ditinggalkan. Ia hijrahnya untuk mengadu nasib. Di tempat baru, tak ada teman dan sanak saudara. Lalu, dia bekerja membantu orang. Dia sempat menikah dan dikaruniai empat orang anak. Naasnya, ayahku, melepas tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Berbulan-bulan tidak memberi nafkah keluarga. Dia pergi entah kemana. Usut punya usut, ayah, ternyata telah menikah lagi. Semenjak itulah, ibuku memutuskan untuk bercerai. Dari perceraian itu, ibu lebih fokus membesarkan empat anaknya. Sambil membuka warteg kecil-kecilan dan modal seadanya, ibu berjualan nasi pecel dan makanan ringan. Saya bisa merasakan beban berat sebagai seorang orantua tunggal mengurusi keempat anak. Meski begitu, ia tetap menjalaninya dengan ikhlas. Tak ada kata-kata mengeluh dan putus asa. Setiap hari, hanya ada kata semangat dan optimisme yang tinggi. Begitulah dia mengajarkan pada kami, anak-anaknya. Allah memang sayang. Usaha ibuku pelan-pelan berjalan lancar. Setiap hari, warteg ibuku ramai pembeli. Dari situ ibuku menyimpan setiap laba untuk meningkatkan usahanya. Usaha ibuku pun makin besar. Bisa membeli rumah bahkan membeli mobil. Sayang, nasib baik itu tak bertahan terlalu lama. Ibarat roda yang berputar, ibuku kembali berada di bawah. Petaka itu muncul ketika ibuku memutuskan untuk menikah lagi. Alkisah, ada seorang lelaki yang setiap hari menawari akan menikahinya. Niatnya, katanya, ingin membantu mengurusi keluarga. Sangat lama ibu berfikir masalah ini. Namun, karena terus didesak, akhirnya ia luluh juga. Ibu pun setuju dan menikah. Ternyata, apa yang dikatakan suami barunya itu bohong belaka. Bukannya ikut membantu meringankan beban ibu, justru menguras harta ibuku. Harta ibu ludes diambil. Mobil dan rumah sudah tidak ada lagi. Dari pernikahan itu, lahirlah aku. Tapi Ayah, dari lahir hingga aku dewasa, tidak pernah memberikan sentuhan kasih sayangnya kepadku. Kewajiban seorang ayah mendidik dan memberi nafkah tidak pernah dia berikan. Aku hidup terasa tanpa ayah. Ternyata, ayahku menikahi ibu hanya menginginkan hartanya saja. Setelah harta ludes, ditinggal pergi, dan menikah lagi dengan perempuan lain.
Musibah itu..
Sungguh satu hal yang tak bisa aku temukan pada banyak wanita adalah melihat ibuku. Ia begitu sabar dan tabah. Ia tidak menyerah begitu saja dengan takdir. Semangat mengurusi kelima anaknya juga masih menggelora. Dengan sisa-sisa modal dia mulai berjuang lagi. Sayang, di usianya yang terus bertambah, fisiknya tak lagi kuat seperti dulu. Tanganya yang kekar dan ototnya yang besar kini mulai melemah. Keriput di kedua belah pipinya juga terlihat jelas. Meski demikian, demi anak-anaknya ibu tetap bekerja. Tak kenal waktu. Siang dan malam tetap bekerja. Baginya tak ada kata lelah. Sebagaimana hukum alam, semuanya ada masanya. Dan, ibuku tak bisa menolak hal itu. Meski semangatnya masih berkobar, dia tidak bisa mencegah tubuhnya yang semakin rapuh. Hingga suatu ketika, di tahun 2004, di jempol kaki kanannya tumbuh sebuah benjolan kecil. Tanpa berfikir panjang, benjolan tersebut diiris dan ditusuk menggunakan jarum. Tak beberapa lama setelah luka di kakinya mengering, rupanya timbul masalah baru. Bekas irisan tersebut berdampak baru bagi tubuhnya. Dokter yang memeriksa mengabarkan, ia, menderita diabetes. Gula darahnya mendadak naik 500. Karena takut menjalar, kaki ibuku harus diamputasi. Kini, wanita yang paling aku hormati itu sudah tak lagi memiliki kaki sebelah. Padahal, kaki tersebut yang selama ini menemaninya dan menghadapi pahit-getirnya kehidupan. Praktis, hari-harinya, dia habiskan di atas kursi roda. Tak berhenti di situ, awal 2008, gula darah ibuku turun menjadi 40. Dia pun koma hingga tak sadarkan diri selama satu minggu. Ketika sadar, kondisi fisiknya sangat lemas. Awal september 2009, ibu kembali koma selama tiga hari. Gula darahnya hanya 50. Namun, Allah memberinya kesembuhan. Kisah kesedihan rupanya masih terus menyertai ibuku. Rumah yang selama ini ditempatinya untuk membesarkan anak-anaknya, diambil sang pemilik. Bukan apa-apa, pasalnya, selama ini kami hanya disuruh tinggal dan merawat rumah tersebut selama beberapa tahun. Tak pelak, kita pun tinggal dikontrakan. Subhanallah, hebatnya, ibu melarang kami semua berputus asa. Dalam keadaan seperti ini dia masih menyuruh saya sabar dan tabah. Bagi kami, ia benar-benar bak pahlawan. Lebih dari itu dia adalah inspirasi bagiku. Inspirasi dan penyemangat hidup.
Berharap Surga
Kini, tatkala semua saudara besarku telah hidup sendiri-sendiri dengan keluarganya masing-masing, saya ingin tetap menemani ibuku sampai batas waktu yang tidak ditentukkan, kecuali hanya Allah yang tahu. Meski tak memiliki banyak keahlian, saya akan berjuang dengan sekuat tenaga menemaninya. Sementara ini, yang bisa saya lakukan hanya mengajar ngaji Al-Quran di sebuah masjid. Tidak hanya itu, saya juga mengajar bahasa Inggris di sebuah pesantren di Lampung dan sebuah sekolah MTS swasta. Agar mendapatkan tambahan biaya hidup, saya pun mengajar les pelajaran sekolah ke rumah-rumah. Semua honor yang didapat saya gunakan untuk keperluan ibuku dan kebutuhan sehari-hari. Kini, umurku memasuki 23 tahun, sebuah masa senang-senangnya mengejar cita-cita. Tapi, saya harus mengabaikan dahulu cita-citaku. Setiap pagi, saya harus memandikan, menyuapin dan membawanya keluar sekedar jalan-jalan kecil mencari sinar matahari. Hal yang tidak pernah saya lewatkan adalah selalu membimbingnya berzikir. Memotivasi hidup serta mengatakan bahwa sakit adalah bentuk kasih sayang Allah. Tak hanya itu, usai mengajar, setelah zuhur, saya kembali menyuapinnya. Memijat-mijat kaki kanannya, salah satu karunia Allah yang kini masih tersisa. Saat itu pula saya bimbing dia mengucapkan kalimat-kalimat tauhid. Saya ingin, meski tubuhnya sakit, tapi jiwa dan imannya sehat. Sehingga semangat hidup akan selalu berkobar dalam hidupnya. Begitu juga di malam hari, saya suapi dia dan ajak dia mengucap kalimat tauhid. Demikian setiap hari saya lakukan. Meski sibuk mencari nafkah dan mengurusi ibu, saya tetap giat belajar. Saat ini saya berada pada tahap akhir kuliah di perguruan tinggi negeri dan sedang menyelesaikan tugas akhir kuliah. Index prestasi komulatif (IPK)-ku juga cukup besar, 3.7. Selama kuliah, beberapa kali menjadi asisten dosen. Saya menilai, ujian ini adalah anugerah dari Allah. Ada tujuan yang Allah selipkan di balik tiap ujian tersebut. Karena itu, saya bukan menyebutnya ujian, tetapi proses tarbiyah keimanan dan kesabaran dari Allah. Pada diriku, dan saya juga bilang ke ibu, Allah tidak akan memberi ‘pendidikan’ itu kecuali sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. “Laa yukallifullahu nafsan illa wus’aha,” demikian dalam sebuah ayat dalam al Quran. Dan ayat ini yang senantiasa saya pegang. Di setiap shalat, tak pernah aku lupakan untuk berdoa; “Ya Allah, kuatkanlah kesabaran dalam menghadapi ini semua, terkhusus pada ibuku.” Dalam tarbiyah ini, saya sangat yakin. Nanti, suatu saat, entah itu kapan, pasti ada kemudahan. Entah kemudahan itu ada di dunia ataukah di surga. Saya sangat yakin akan janji Allah dalam Al Quran. “Inna ma’al ‘Usri yusro.” (Sesungguhnya, dalam setiap kesusahan, pasti ada kemudahan). Jika ada yang bertanya, “Siapakah orang yang paling berharga dalam hidupku? Jawabnya adalah ibuku. Karena itu, saya pun berazam untuk mengabdikan hidupku kepadanya. Saya berharap, dari kedua telapak kakinya yang masih tinggal satu ini, masih ada kavling surga bagiku. [Kisah ini diceritakan Abdullah, kepada wartawan hidayatullah.com]

Selasa, 23 Maret 2010

Sepertiga Orang AS Lebih Rindu Anjing dari Pasangannya


Mereka lebih suka berjalan-jalan dengan anjing peliharaan ketika merasa "sumpek" dibandingkan dengan teman baik

Hidayatullah.com--Apakah Anda pernah memiliki perasaan bahwa pasangan Anda lebih merindukan anjingnya ketimbang Anda, ketika ia melakukan perjalanan bisnis? Anda mungkin benar, tapi tak usah khawatir karena Anda tidak sendirian.

Sepertiga orang Amerika mengakui bahwa mereka lebih rindu pada anjing peliharaan mereka dibandingkan dengan pasangan mereka ketika mereka melakukan perjalanan.

Tetapi barangkali itu terjadi karena sembilan dari 10 orang Amerika merasa, hewan peliharaan mereka lebih senang untuk melihat mereka setelah hari yang melelahkan di tempat kerja dan bahkan lebih mungkin untuk memperhatikan bahwa mereka baru saja melalui hari yang berat.

Hubungan pasangan Anda dengan anjing Anda mungkin lebih dekat dibandingkan dengan Anda dan itu mungkin akan berjalan terus di belakang Anda.

Satu dari tujuh pemilik anjing mengatakan, mereka "berbagi penampilan" dengan anjing mereka dan bahkan lebih banyak lagi menyatakan, mereka dapat memahami penampilan wajah hewan peliharaan mereka.

Yang lebih membingungkan ialah, apa yang ada di balik tatapan lama mata coklat anjing peliharaan? Pasangan Anda mungkin adalah satu dari sepertiga pemilik anjing yang bersumpah itu adalah "seluruh percakapan" tanpa kata-kata.

Banyak orang Amerika berpaling ke makhluk berkaki empat untuk berbagi perasaan sebelum kepada teman dan keluarga. Hampir dua-pertiga orang Amerika percaya, anjing mereka "lebih dapat diandalkan" ketimbang teman paling dekat mereka dan lebih dari 70 persen lebih suka berjalan-jalan dengan anjing peliharaan ketika merasa "sumpek" dibandingkan dengan keluyuran bersama teman baik.

Itu adalah hasil dari jajak pendapat yang dilakukan oleh pembuat makanan anjing Pup-Peroni yang menanyai lebih 1.000 pemilik anjing AS mengenai perasaan mereka terhadap anak anjing dalam hidup mereka.

Anjing peliharaan menguasai perasaan pemilik mereka.

Lebih dari dua-pertiga responden mengatakan, mereka merasa lebih bersalah kalau meninggalkan anjing mereka ketika bepergian dibandingkan dengan meninggalkan teman atau kekasih mereka.

Mayoritas responden mengatakan, anjing peliharaan membuat mereka merasa gembira, dicintai, dan santai. [rtr/ant/www.hidayatullah.com]

“Berawal Error, Berakhir dalam Tauhid”


Siapa sangka kesalahan komputer adalah jalan pembuka bagi banyak orang untuk memeluk Islam. Kini, ia menghadap sang khaliq dengan membawa tauhid

Hidayatullah.com--Aminah Assilmi, mungkin sebagian orang ada yang belum mengenalnya. Ia adalah Presiden Internasional Union of Muslim Women, organisasi yang mengukir banyak prestasi di bawah kepemimpinannya. Aminah Assilmi telah meninggalkan saudara-saudaranya seiman pada 6 Maret 2010, dalam sebuah kecelakaan mobil di Newport, Tennesse, Amerika Serikat.

Perjalanannya menuju Islam cukup unik. Semuanya berawal dari kesalahan kecil sebuah komputer.

Ia dulu adalah seorang gadis jemaat Southern Baptist--aliran gereja Protestan terbesar di AS, seorang feminis radikal dan jurnalis penyiaran. Ia adalah seorang gadis yang bukan biasa-biasa saja, unggul di sekolah, mendapatkan beasiswa, menjalankan usahanya sendiri, bersaing dengan para profesional dan meraih penghargaan. Semua itu diraihnya ketika masih di bangku kuliah.

Satu hari, sebuah kesalahan komputer terjadi. Siapa sangka, hal itu membawanya kepada misi sebagai seorang Kristen dan mengubah jalan hidupnya secara keseluruhan.

Tahun 1975 untuk pertama kali komputer dipergunakan untuk proses pra-registrasi di kampusnya. Sebelum berangkat ke Oklahoma City untuk urusan bisnis, ia mendaftar ikut sebuah kelas dalam bidang terapi rekreasional. Perjalananan pulangnya tertunda, sehingga ia terlambat masuk kelas dua pekan. Mengejar pelajaran yang tertinggal bukan masalah baginya. Yang mengejutkan adalah, komputer mendatanya masuk dalam kelas teater, di mana siswa harus melakukan pertujukan di depan kelas. Ia adalah seorang gadis yang pemalu, jadi sangat panik membayangkan harus beraksi di depan teman-temannya.

Kelas tidak bisa dibatalkan, karena sudah terlambat. Membatalkan kelas juga bukan pilihan, karena sebagai penerima beasiswa nilai F berarti bahaya. Suaminya menyarankan agar Aminah menghadap dosen untuk mencari alternatif dalam kelas pertunjukan. Yakin dengan janji dosen yang akan membantunya, ia pun datang mengikuti kelas selanjutnya.

Tapi betapa terkejutnya ia, karena kelas dipenuhi dengan anak-anak Arab dan 'para penunggang unta'. Tak sanggup, ia pun pulang ke rumah dan memutuskan untuk tidak masuk kelas lagi. Tidak mungkin baginya untuk berada di tengah-tengah orang Arab. "Tidak mungkin saya duduk di kelas yang penuh dengan orang kafir!"

Suaminya tenang seperti biasa. Menurutnya, tuhan mereka pasti punya suatu rencana. Terlebih ada beasiswa yang jadi taruhannya.

Dua hari Aminah mengurung diri untuk berpikir, hingga akhirnya ia berkesimpulan mungkin itu adalah petunjuk dari tuhan, agar ia membimbing orang-orang Arab untuk memeluk Kristen.

Jadilah ia memiliki misi yang harus ditunaikan. Di kelas ia terus mendiskusikan ajaran Kristen dengan teman-teman Arab-nya. "Saya memulai dengan mengatakan bahwa mereka akan dibakar di neraka jika tidak menerima Yesus sebagai penyelamat. Mereka sangat sopan, tapi tidak pindah agama. Kemudian saya jelaskan betapa Yesus mencintai dan rela mati di tiang salib untuk menghapus dosa-dosa mereka."

Mereka masih juga belum berpaling, jadi diputuskannya untuk melakukan hal lain. "Saya memutuskan membaca kitab mereka, untuk menunjukkan bahwa Islam agama yang salah dan Muhammad bukan seorang nabi."

Atas permintaannya, salah seorang di antara mereka memberikan Al-Quran dan sebuah buku tentang Islam. Aminah lantas melakukan penelitian selama satu setengah tahun. Ia membaca Quran hingga tamat beserta lima belas buku Islam lainnya. Selama itu dia membuat catatan dan keberatan atas beberapa hal, yang akan digunakannya untuk membuktikan bahwa Islam adalah agama yang salah.

Namun secara tidak sadar, ia perlahan berubah menjadi seseorang yang berbeda, dan suaminya memperhatikan hal itu. "Saya berubah, sedikit, tapi cukup membuat dirinya terusik. Biasanya kami pergi ke bar tiap Jumat dan Sabtu atau ke pesta. Dan saya tidak lagi mau pergi. Saya menjadi lebih pendiam dan menjauh."

Melihat perubahan yang terjadi, suaminya menyangka ia selingkuh, karena "bagi pria itulah yang membuat seorang wanita berubah." Puncaknya, ia diminta untuk meninggalkan rumah dan tinggal di apartemen yang berbeda.

"Pertama kali saya mulai mempelajari Islam, saya tidak berharap menemukan sesuatu yang saya perlukan atau inginkan untuk mengubah kehidupan pribadi. Tidak saya ketahui bahwa Islam akan mengubah kehidupan saya. Tidak ada orang yang pernah bisa meyakinkan bahwa akhirnya saya akan merasa damai dan mendapat curahan kasih sayang dan kebahagiaan karena Islam."

Ia terus mempelajari Islam, sambil tetap menjadi seorang Kristen yang taat.

Satu hari ada yang mengetuk pintu. Seorang pria dengan 'pakaian tidur dan taplak meja kotak-kotak merah di kepala' berdiri hadapannya. Namanya Abdul-Aziz Al-Syeikh, ia ditemani tiga orang pria lain yang berpakaian serupa.

Ia merasa sangat terhina karena pria-pria muslim itu datang dengan mengenakan 'baju tidur'. Lebih terkejut lagi ketika Al-Syeikh bilang dirinya ingin masuk Islam. Dijawabnya bahwa ia adalah seorang wanita Kristen yang taat dan tidak berencana sama sekali untuk menjadi muslim. Meskipun demikian, ia ingin bertanya tentang beberapa hal.

Aminah mempersilakan mereka masuk. Ia bertanya dan membuat catatan. "Saya tidak akan pernah melupakan namanya," katanya, seraya menyatakan bahwa Abdul-Aziz ternyata seorang yang sangat sabar dan lemah lembut perilakunya.

"Ia sangat sabar dan mendiskusikan setiap pertanyaan dengan saya. Ia tidak pernah membuat saya merasa konyol atau menyatakan bahwa pertanyaan saya bodoh."

"Dia bilang bahwa Allah menyuruh kita untuk mencari ilmu dan bertanya adalah salah satu jalan untuk meraihnya. Ketika ia menjelaskan sesuatu, rasanya seperti menyaksikan sekuntum mawar mengembang, lembar demi lembar hingga merekah sempurna. Ketika saya katakan tidak setuju atas sesuatu beserta alasannya, ia selalu berkata bahwa saya benar dalam satu hal. Lantas ia mengajak saya mengorek lebih dalam dari berbagai perspektif sehingga benar-benar paham."

Akhirnya pada 21 Mei 1977, gadis jemaat gereja Southern Baptist ini menyatakan, "Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya."

Perjalanan setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, seperti halnya mualaf lain, bukanlah perkara yang mudah. Aminah kehilangan segala yang dicintainya. Ia kehilangan hampir seluruh temannya, karena dianggap 'tidak menyenangkan lagi'. Ibunya tidak bisa menerima dan berharap itu hanyalah semangat membara yang akan segera padam. Saudara perempuannya yang ahli jiwa mengira ia gila. Ayahnya yang lemah lembut mengokang senjata dan siap untuk membunuhnya.

Tak lama kemudian ia pun mengenakan hijab. Pada hari yang sama ia kehilangan pekerjaannya.

Lengkap sudah. Ia hidup tanpa ayah, ibu, saudara, teman dan pekerjaan.

Jika dulu ia hanya hidup terpisah dengan suami, kini perceraian di depan mata. Di pengadilan ia harus membuat keputusan pahit dalam hidupnya; melepaskan Islam dan tidak akan kehilangan hak asuh atas anaknya atau tetap memegang Islam dan harus meninggalkan anak-anak.

"Itu adalah 20 menit yang paling menyakitkan dalam hidup saya." Bertambah pedih karena dokter telah memvonisnya tidak akan lagi bisa memiliki anak akibat komplikasi yang dideritanya.

"Saya berdoa melebihi dari yang biasanya ... Saya tahu, tidak ada tempat yang lebih aman bagi anak-anak saya daripada berada di tangan Allah. Jika saya mengingkari-Nya, maka di masa depan tidak mungkin bagi saya menunjukkan kepada mereka betapa menakjubkannya berada dekat dengan Allah."

Ia memutuskan melepaskan anak-anaknya, sepasang putra-putri kecilnya.

Mungkin udara Colorado terlalu tipis untuk sebuah keadilan, atau mungkin Allah mempunyai rencana lain yang lebih besar. Aminah balik melawan, ia mengangkat kasusnya ke media. Meskipun ia tidak mendapatkan hak asuh atas anaknya kembali, tapi perubahan besar dalam hukum di Colorado terjadi. Seseorang tidak lagi bisa ditolak hak asuhnya dengan alasan agama yang dianutnya.

Sungguh Allah Maha Pengasih, ia diberikan anugerah untuk mengukir sejarah dalam Islam. Ke mana pun ia pergi, banyak orang tersentuh dengan kata-katanya yang indah dan perilaku Islami setelah dirinya memeluk Islam.

Setelah memeluk Islam, ia berubah menjadi seseorang yang berbeda, jauh lebih baik. Begitu baiknya sehingga keluarga, teman dan kerabat yang dulu memusuhinya, mulai menghargai tindak-tanduknya dan agama yang membuatnya berubah elok sedemikian rupa.

Dalam berbagai kesempatan ia mengirim kartu ucapan untuk mereka, yang ditulisi kalimat-kalimat bijak dari ayat Al-Quran atau hadist, tanpa menyebutkan sumbernya. Beberapa waktu kemudian ia pun menuai benih yang ditanam.

Orang pertama yang menerima Islam adalah neneknya yang berusia lebih dari 100 tahun. Tak lama setelah masuk Islam sang nenek pun meninggal dunia.

"Pada hari ia mengucapkan syahadat, seluruh dosanya diampuni, dan amal-amal baiknya tetap dicatat. Sejenak setelah memeluk Islam ia meninggal dunia, saya tahu buku catatan amalnya berat di sisi kebaikan. Itu membuat saya dipenuhi suka cita!"

Selanjutnya yang menerima Islam adalah orang yang dulu ingin membunuhnya, ayah. Keislaman sang ayah mengingatkan dirinya pada kisah Umar bin Khattab.

Dua tahun setelah Aminah memeluk Islam, ibunya menelepon dan sangat menghargai keyakinannya yang baru. Dan ia berharap Aminah akan tetap memeluknya.

Beberapa tahun kemudian ibu meneleponnya lagi dan bertanya apa yang harus dilakukan seseorang jika ingin menjadi Muslim. Aminah menjawab bahwa ia harus percaya bahwa hanya ada satu Tuhan dan Muhammad adalah utusan-Nya.

"Kalau itu semua orang bodoh juga tahu. Tapi apa yang harus dilakukannya?" tanya ibunya lagi.

Dikatakan oleh Aminah, bahwa jika ibunya sudah percaya berarti ia sudah Muslim.

Ibunya lantas berkata, "OK .... baiklah. Tapi jangan bilang-bilang ayahmu dulu."

Ibunya tidak tahu bahwa suaminya (ayah tiri Aminah) telah menjadi muslim beberapa pekan sebelumnya. Dengan demikian mereka tinggal bersama selama beberapa tahun tanpa saling mengetahui bahwa pasangannya telah memeluk Islam.

Saudara perempuannya yang dulu berjuang memasukkan Aminah ke rumah sakit jiwa, akhirnya memeluk Islam.

Putra Aminah beranjak dewasa. Memasuki usia 21 tahun ia menelepon sang ibu dan berkata ingin menjadi muslim.

Enam belas tahun setelah perceraian, mantan suaminya juga memeluk Islam. Katanya, selama enam belas tahun ia mengamati Aminah dan ingin agar putri mereka memeluk agama yang sama seperti ibunya. Pria itu datang menemui dan meminta maaf atas apa yang pernah dilakukannya. Ia adalah pria yang sangat baik dan Aminah telah memaafkannya sejak dulu.

Mungkin hadiah terbesar baginya adalah apa yang ia terima selanjutnya. Aminah menikah dengan orang lain, dan meskipun dokter telah menyatakan ia tidak bisa punya anak lagi, Allah ternyata menganugerahinya seorang putra yang rupawan.

Jika Allah berkehendak memberikan rahmat kepada seseorang, maka siapa yang bisa mencegahnya? Maka putranya ia beri nama Barakah.

Ia yang dulu kehilangan pekerjaan, kini menjadi Presiden Persatuan Wanita Muslim Internasional. Ia berhasil melobi Kantor Pos Amerika Serikat untuk membuat perangko Idul Fitri dan berjuang agar hari raya itu menjadi hari libur nasional AS.

Pengorbanan yang yang dulu diberikan Aminah demi mempertahankan Islam seakan sudah terbalas.

"Kita semua pasti mati. Saya yakin bahwa kepedihan yang saya alami mengandung berkah."

Aminah pernah bercerita tentang seorang temannya penderita kanker yang meninggal pada pada usia 20-an, Kareem Al-Misawee. "Tak lama sebelum ia wafat, ia mengatakan kepada saya bahwa Allah benar-benar Maha Penyayang. Ia dalam penderitaan yang luar bisa dan memancarkan cinta Allah. Dia bilang, 'Allah berkehendak agar saya memasuki surga dengan buku catatan yang bersih'. Kematiannya membuat saya merenung. Ia mengajarkan saya tentang kasih sayang dan ampunan Allah."

Dan kini, Aminah Assilmi menyusul orang-orang yang dicintainya serta meninggalkan semua yang dikasihinya. Termasuk putranya yang dirawat di rumah sakit, akibat kecelakaan mobil dalam perjalanan pulang dari New York untuk mengabarkan pesan tentang Islam. Selamat jalan Aminah. [di/mm/www.hidayatullah.com]

Kamis, 11 Maret 2010

KECANDUAN DUNIA MAYA!!


Rara adalah gadis manja yang kutu buku dan sangat tertutup, Nggak pernah 1 kali pun dia menceritakan masalahnya kepada keluarganya, paling Rara cerita cuma sama sahabatnya Dita. Kerjaan Rara cuma diam di Rumah, menyendiri di kamar gara-gara selalu dilarang keluar Rumah oleh orang tuanya, ini itu gak boleh. Emang sewajarnya orang tua Rara kayak gitu, soalnya waktu kecil Rara pernah di Culik, jadi mungkin orang tuanya takut dy di culik lagi a.k.a trauma gitu, secara Rara kan anak bungsu. Mungkin itulah yang membuat Rara menjadi seorang gadis berumur 16 yang minderan dan penakut.**** Suatu hari di Siang yang panas menyengat.. “Ra, mau kemana kamu nak??” Tanya mamah.“ Cuma mau keluar aja qo mah, bentar mau minjem buku sama temen!” Jawab Rara langsung bergegas pergi. Sesampainya di Rumah Dita.. “Dit, loe lagi ngapain??”“Gue ganggu loe gag?” kata Rara. “Nyantei aja lagi Ra, gue lagi gak ada kerjaan nih!”“ Tumben nih loe ke Rumah gw, ada apa?”Tanya Dita. “Gue kesel di Rumah Bete!!!”“Apa-apa gue dilarang, mau keluar rumah juga dilarang!!”“Nyokap gue over protektif banget!” kata Rara dengan nada kesel. “Waduh, kasian banget loe jadi anak punya orang tua gag ngebebasin anaknya” “Kayak gue dong Ra, apa-apa dibebasin kalo gw masih di batas positif-positif aja!!”“Hehehehehe Derita Loe aja Ra, orang sabar di sayang Tuhan lho!!” kata dita sambil ngetawain Rara. “Huh, dasar elo bahagia diatas penderitaan orang laen!” timpal Rara sambil ngelemparin bantal ke arah Dita. Keesokan harinya.. Di Sekolah.. “Rara, Ibu gag bisa ngajar hari ini, Ibu titip tugas ya Ra buat anak-anak??” Kata Bu Ida (Guru Bahasa Inggris Rara) “Oh iya Bu, tar rara kasih tau anak-anak kalo ada Tugas dari Ibu”“Hati-hati ya Bu” Jawab Rara bergegas ke kelas. Sesampainya di kelas.. “Woy teman ada tugas nih dari Bu Ida, katanya dia ada perlu jadi gag bisa masuk” Tegas Rara di Depan teman-temannya. “Huft, tugas sekolah makin numpuk aja!!” “Kayaknya pulang sekolah gue harus langsung ngerjain tugas ini!!” kata Rara sambil menghela nafas panjang. sesampainya di rumah.. “arrrrggggghhhhh!! Gw jenuhhhhhhhhhhhhhh!!” Teriak Rara. Tiba-tiba matanya langsung tertuju pada Laptop di kamarnya. “Daripada gw bete mending online YM (Yahoo! Messengger.red) aja ah!” Cetus Rara kesal. Tangannya langsung maenyalakan tombol on di Laptopnya, jari-jarinya memegang mouse lalu mengklik aplikasi YM.“click..click..” suara mouse yang dia gerakan.“tek.tek..tek..tek” jari-jari Rara dengan lincah mengetikan usename dan passwordnya.Beberapa saat kemudian ketika Rara lagi chat (chatting.red) sama temen-temen YM-nya. Tiba-tiba ada cowok yang ngajak Rara chat, cowok itu nicknya YM-nya “SUPERMAN_WANNABE”. Begini isi chatnya..Superman_wannabe: Hy!! Asl plz! Rara_Qyutz: Hy jg! 17 f bdg Rara_Qyutz: u??Superman_wannabe: 17 m bdg. Btw skul dimana neh??Rara_Qyutz: di SMA Bintang Jaya. Km??Superman_wannabe: SMA Bandung Barat.Superman_wannabe: Knalin nama aq Kevin.Superman_wannabe: Nama km Rara ya?? Lam knl okaii!!Rara_Qyutz: okay salam kenal juga ya!! HahahaSuperman_wannabe: ouia ada fb (Facebook.red) gag ra??Superman_wannabe: tar gw add!!Rara_Qyutz: Fb gw rara_qyutz@yahoo.com Rara_Qyutz: add ya! Thx b4 :DDari sejak itu Rara jadi sering OL YM sama buka FB, padahal dulunya Rara gak begitu terlalu ngeuh sama yang namanya dunia maya. Dan sejak saat itu pula dia jadi nggak ngerasa bosan lagi berlama-lama diem di rumah gara-gara tugas sekolah yang menumpuk & ortunya yang terlalu over protektif sama Rara.“Kalo tau dunia maya rame gini, kenapa gak dari dulu aja gw exist di dunia maya!!”“hahahahaha” Kata Rara kegirangan. Setelah kejadian itu, stiap hari sepulang sekolah yang dikerjakannya pasti OL, OL dan OL.. Kalo gak chatting pasti OL FB, yang dikerjakannya sampai larut malem cuma Wall-wall-an sama temen-temen FB-nya.Gara-gara Rara kecanduan Dunia Maya jadi membuatnya malas belajar. Sampai mamahnya pun udah cape marah-marahin dia yang gak pernah mau nurut.**** 2 bulan kemudian.. Di Sekolah.. “Rara!! Kenapa akhir-akhir ini prestasi kamu menurun drastis??” Tanya Ibu Ida “Hmmm, gak tau saya juga Bu, qo bisa sampai kayak gini??” jawab Rara terbata-bata. “Ibu lihat nilai-nilai kamu yang bagus jadi kayak gini!!” Timpal Ibu Ida sambil manunjukan nilai di kertas ulangan Rara. “Maaf bu, saya akan lebih giat belajar bu!!” Kata Rara gugup. “Oke ya udah Ibu pingin liat nilai kamu bagus, gak jeblok kayak gini lag!!” Jawab Ibu Ida tegas.**** “Mantap Dit, tadi gw kena semprot Ibu Ida!!” kata Rara dengan muka madesu.“ Who, qo bisa Ra?? Tapi salah elo juga kali Ra, nilai loe jadi nurun gitu!!”“Scara gitu loe kan peringkat pertama trus di kelas ini!!” “Tapi sekarang kenapa elo jadi kayak gni?!”“Pasti lah Bu Ida kecewa, secara dia wali kelas kita, dia juga yang slalu merhatiin nilai-nilai elo!!” kata Dita panjang lebar so nasehatin. “iya juga sih dit, emang bener kata loe, gue yang salah!!”“Mungkin ini gara-gara gue kecanduan Dunia Maya!!” jawab Rara nyesel. “Beuh, gada untungnya juga Dunia Maya, malah bikin males!” cetus Dita langsung berlalu pergi.Bel sekolah udah berbunyi, berarti waktunya pulang.. Sesampainya di Rumah.. “Mahhhh, Rara pulang!!” Rara bergegas lari ke kamarnya. Setelah ganti baju lalu Rara langsung turun ke bawah untuk makan siang. “Mahhhh, nilai aku jadi nurun” “Tadi aku di omelin Guru di Sekolah!” Kata rara sambil ngambil makanan. “Kata mamah apa?? Itu gara-gara kamu main internet mulu sampai malam suntuk!?”“Kalo dipake belajar kan lebih bermanfaat!!” jawab Mamahnya Rara tegas. “Iya bener mah, sekarang Rara udah tau kalo belajar itu lebih penting daripada main di Dunia Maya!!” jawab Rara nunduk. “Ya udah mulai sekarang kamu mulai perbaiki lagi prestasi kamu di sekolah ya??”“Mamah bakal ngesupport kamu dengan doa!!” kata mamah sambil tersenyum. “Makasi ya mah!!”“Rara pengen jadi anak yang dibanggain mamah!!” cetus Rara mantap sambil meluk mamahnya.**** 2 bulan kemudian.. Test akhir semester udah beres.Saatnya pembagian raport nilai di sekolahnya Rara. “Rara joyceline!!” ibu Ida manggil Rara buat ngebagiin raportnya.Rara berjalan menuju kearah meja Ibu Ida. “Ra, ibu bangga sama kamu!!” “Ibu kira nilai kamu gag akan naik lagi, gara-gara waktu itu nilai kamu sempet nurun!” “Tapi ternyata perkiraan Ibu salah!!” “Nilai kamu jadi semakin bagus!! Ibu bangga sama kamu!!” “Rajin belajar terus ya!!” kata Ibu Ida tersenyum. “Makasi ya Bu!!” jawab Rara sambil tersenyum simpul.
Welcome to Al-Ausath Digital Network and Enjoy it!!!

DOWNLOAD MARS NIHAIE 2010

Wah skarang niha'i 2010 ada Mars nya & Videonya.. yang mau bisa di download disini lo??? belom tau kan?? tinggal klik bagi yang mau download yang gak ya gak usah gak papa, tapi bagus lo, klo di dengerin tu bikin terkenang ma pondok juga ma temen temn ntar klo kita pas Niha'i.... nie link Downloadnya:
Download Mars Nihai 2010 (Inspirasi Tertindaz)
klo ini link untuk Download Videonya:
Download Videonya